Matahari Terbit, BROMO :)



Bali. Terima kasih untuk empat hari yang menyenangkan.
Bali sore hari, perjalanan dilanjutkan menuju Gilimanuk untuk menyebrang ke Pulau Jawa. Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan yang disebelah kirinya berhadapan langsung dengan pantai dan laut, entah apa namanya. Lalu dilanjutkan melewati seperti hutan, entah ini hutan atau apa yang jelas jalannya kecil, gelap dan di kanan kiri hanya pohon. Lalu saya tidak ingat seperti apalagi jalannya yang saya tahu sekitar pukul sepuluh atau setengah sebelas malam saya sudah sampai di Gilimanuk.

Di Gilimanuk harus menunggu dulu untuk masuk ke dalam kapal. Tidak terlalu lama kami semua turun dari bis, menyebrang melalui dermaga lalu masuk kapal. Walaupun sudah malam masih saja ada beberapa anak kecil yang meminta dilemparkan uang dan wajah mereka seram-seram, tidak diberi mereka mengumpat. Sungguh saya tidak pernah suka naik kapal, entah itu kapal nelayan, kapal kecil, atau kapal feri sekalipun. Mual. Sekitar 45 menit kami sampai di Pelabuhan Banyuwangi.

Menyebrangi dermaga lalu masuk bis lagi dan perjalanan dilanjutkan menujuuuuuuuuuuuuu...menuju kemanaaaaaaaaaa? BROMOOOOOOOOOOOOO! Wooo, i'm just too excited.
Pukul tiga subuh sudah sampai di RM Bromo Asri (terletak di Jalan Raya Probilinggo) setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam setengah m untuk berganti kendaraan menggunakan mini bus lalu jeep karena bis hanya bisa mengantar sampai di sini. Untuk menuju puncak Bromo, kami diwajibkan dalam keadaan sehat lalu memakai pakaian dan perlengkapan yang menghangatkan badan karena menurut kabar udara di Bromo mencapai 12derajat celsius. Setelah berganti ke mini bus kami menuju pemberhentian selanjutnya yaitu sebuah mesjid yang terletak di pemukiman Suku Tengger. Sudah tidur dan terbangun lagi masih belum sampai juga, udara sudah terasa dingin, dan jalan menanjak tajam berkelok. Ternyata perjalanan menuju puncak itu sekitar 43km. Saya pikir dekat. Sampai di masjid, senangnya menemukan masjid walaupun kecil, mendengar Adzan yang tidak saya temukan di Bali. Shalat subuh berjamaah lalu menuju pemberhentian selanjutnya untuk berganti kendaraan, menaiki jeep dan mendapatkan snack.

Perjalanan yang sebenarnya baru dimulai. Bromo Jeep Club. Sekitar 150 jeep mengantar kami menuju lautan pasir Bromo. Saya sengaja duduk di depan di samping sopir. Sambil menikmati snack yang masih hangat sambil menikmati jalan yang menanjak dan berkelok tajam. Bapak sopir tentu saja sudah ahli, medan yang sulit tidak terlalu berarti baginya. Menyenangkan. Tidak begitu lama akhirnya kami sampai di lautan pasir Bromo. Ini kali pertama saya mengunjungi Bromo. Subhanallah...

Jeep hanya mengantarkan kami sampai lautan pasir. Benar saja begitu turun dari jeep, dinginnnn, Kami harus berjalan menuju pura, lalu jalan lagi ke atas menuju puncak Bromo untuk melihat matahari terbit. Bismillah. 
Saya berjalan bersama Ayah saya, Pak Aryo, dan Pak Teguh. Sambil berjalan saya sibuk dengan kamera, foto sana sini. Baru di tengah jalan sudah ngos-ngosan tapi harus semangat menuju puncak! Masih harus menaiki tangga yang banyak untuk menuju puncak, semangat lagi! Rasanya napas ini sudah habis dan akhirnya sampai juga di puncak Bromo. SUBHANALLAH!!! Tidak berhenti bertasbih melihat keindahan dunia yang diciptakan-Nya. Indah sekali ya Allah.

Saya tidak terlalu lama berada di puncak karena cukup seram, terpeleset sedikit saja sudah langsung nyemplung ke kawahnya. Perjalanan menuju ke bawah tidak kalah sulitnya ketika meuju puncak tadi. Tangga untuk turun dipenuhi oleh pasir sehingga ketika menginjaknya harus berhati-hati agar tidak terpeleset. Saya foto-foto di bawah saja sampai bosan. Indah. Tidak ingin pulang rasanya. Udara sudah tidak terlalu dingin saya memutuskan untuk turun dan pulang.

"Teh, apa pelajaran yang kamu ambil dari Bromo?" tanya Ayah saya ketika jalan turun.

"Hmmmm."

"Keindahan ciptaan-Nya, kebesaran-Nya, Teh. Harus sadar bahwa kita itu kecil."

Subhanallah. Subhanallah. Subhanallah.
Sungguh rasanya tidak ingin pulang. Ketika saya turun masih saja ada yang baru akan naik. Rugi! Kalau mau mengunjungi Bromo harus sempat sekalian melihat matahari terbit. Kembali naik jeep, pindah ke mini bus, menikmati pemadangan perkebunan, tidur, lalu sampai di Bromo Asri, mandi, makan, ngecas, saatnya pulang! Oh ya, Suramadu dulu...


 Sunset



 






kepeleset = nyemplung!

Sunshine

Lautan Pasir Bromo



menyempatkan Shalat Duha





Share:

0 comments